wanapasa

wanapasa
wanapasa

Jumat, 30 Juli 2010

Launching Album "3"_Hakiki_ Heri Ferdian (Parahyangan)

Keberhasilan Komunitas Godong Sewu dalam Upaya Reboisasi lahan Kritis di Gunung Parigi Ciwidey




sejarah besar mengenai Rekan seperjuangan kami,tepatnya hari jum'at 30 juli 2010 tadi ,bahwasannya Komunitas Godong Sewu meranyakan Keberhasilan sekaligus ulang tahun Godong Sewu, ulang tahunnya di rayakan salah satu bentuk kebersamaan bersama masyarakat, sehingga salah satu pengurusnya mengutarakan ' sudah saatnya kita bangkit dan berjuang untuk memerdekakan dari penjajahan Belanda ' yang menariknya lagi Komunitas Godong Sewu ini memiliki modal Nekat yang begitu tinnggi untuk melakukan gerakannya,kegiatannya dilakukan pada tahun 2003 di Daerah Desa Rancabogo Gunung Parigi dengan melakukan Reboisasi lahan Kritis, keberhasilannya dirasakan bukan hanya Godong Sewu saja melainkan masyarakat sekitar yang terlibat juga ikut merasakan kebahagiaan yang tidak bisa di ukur dengan apa-apa,hal ini patut kita tiru dan begitu penting untuk Serring dengan mereka bagaimana cara yang baik sehingga reboisasi lahan kritis mencapai kesuksesan.

Dari kami smua mengucapkan selamat atas keberhasilannya, salam Lestari untuk kawan-kawan Godong Sewu

Rabu, 28 Juli 2010

Warga Belajar Paket C PKBM

Pendidikan Nonformal adalah merupakan sebuah konsep pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. warga masyarakat yang tidak pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah dalam dan antar jenjang, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja, penduduk yang tergolong miskin, serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan adalah merupakan sasaran Prioritas utama bagi pendidikan nonformal.

PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Nonformal tersebut merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menampung semua kegiatan apapun yang ada di masyarakat. Dengan adanya PKBM maka sebuah lembaga pendidikan akan dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan masyarakat dan terorganisasi, baik yang menyangkut kelembagaan ataupun data warganya. PKBM juga harus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain dan juga PKBM-PKBM yang lain bila ingin berkembang dan maju. Karena PKBM tidak akan bisa berkembang tanpa adanya kerjasama dengan instansi terkait.

PKBM di beberapa Kecamatan salah satunya Kec. Pameungpeuk, Kec. Kertasari dan yang lainnya, merupakan salah satu lembaga PKBM yang berhasil menjalin kerjasama dengan instansi, swasta/perusahaan dalam mengembangkan kapasitas warga belajarnya.

Warga Belajar Paket C PKBM

  1. Kebersamaan belajar Paket C setara SMA Jurusan IPS
  2. tahun 2009 :
  • Kursus Service HP
  • Warga belajar sebanyak 20 orang
  • Pelatih Warga masyarakat yang bekerja di salah satu produsen/Prodiksi HP
  • Berhasil selesai warga belajar dapat membuka service HP dengan biaya swadaya dan difasilitasi oleh penyelenggara kegiatan tersebut untuk dapat membuka jual pulsa

Warga Belajar Paket C PKBM

Pendidikan Nonformal adalah merupakan sebuah konsep pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. warga masyarakat yang tidak pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah dalam dan antar jenjang, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja, penduduk yang tergolong miskin, serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan adalah merupakan sasaran Prioritas utama bagi pendidikan nonformal.

PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Nonformal tersebut merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menampung semua kegiatan apapun yang ada di masyarakat. Dengan adanya PKBM maka sebuah lembaga pendidikan akan dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan masyarakat dan terorganisasi, baik yang menyangkut kelembagaan ataupun data warganya. PKBM juga harus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain dan juga PKBM-PKBM yang lain bila ingin berkembang dan maju. Karena PKBM tidak akan bisa berkembang tanpa adanya kerjasama dengan instansi terkait.

PKBM di beberapa Kecamatan salah satunya Kec. Pameungpeuk, Kec. Kertasari dan yang lainnya, merupakan salah satu lembaga PKBM yang berhasil menjalin kerjasama dengan instansi, swasta/perusahaan dalam mengembangkan kapasitas warga belajarnya.

Warga Belajar Paket C PKBM

  1. Kebersamaan belajar Paket C setara SMA Jurusan IPS
  2. tahun 2009 :
  • Kursus Service HP
  • Warga belajar sebanyak 20 orang
  • Pelatih Warga masyarakat yang bekerja di salah satu produsen/Prodiksi HP
  • Berhasil selesai warga belajar dapat membuka service HP dengan biaya swadaya dan difasilitasi oleh penyelenggara kegiatan tersebut untuk dapat membuka jual pulsa






Minggu, 25 Juli 2010

Kondisi Lingkungan Gunung wayang

Oleh : Khadafi Gunung Wayang
Kecamatan Kertasari merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Secara geografis kecamatan Kertasari berada di dataran tinggi karena wilayahnya dikelilingi oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi. Namun kondisi ini juga yang sebagian pihak merasa khawatir karena berindikasi terhadap erosi dan berakubat banjir lumpur. Ini terbukti dari beberapa kali hujan di bulan Februari yang mengguyuri kecamatan Kertasari mengakibatkan longsor, dan yang paling ironi Kertasari yang di sebut sebagai pegunungan bisa merasakan banjir dengan ketinggian 0,5 M.
Kerusakan lingkungan dan hujan deras ini yang menjadi indikator terjadinya banjir lumpur dikecamatan kertasari karena sudah menjadi agenda tiap tahun. Selain banjir lumpur kecamatan kertasari merasakan bencana yang tidak pernah terjadi sebelumnya, bencana banjir yang sering kita dengar sudah barang tentu dirasakan oleh daerah yang berada didataran rendah seperti Majalaya, Baleendah, Dayeuh Kolot bahkan sampai ke Jakarta. Namun kali ini banjir juga dirasakan masyarakat kecamatan Kertasari khususnya daerah Tarumajaya, bencana ini menjadi momok yang menakutkan, kenapa tidak? Di bulan ini saja banjir yang menimpa kecamatan kertasari sudah terjadi sebanyak tiga kali dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar diantaranya rumah, barang-barang dan ternak. Belum lagi dibeberapa wilayah kecamatan Kertasari kekhawatiran terjadi longsor itu sangat besar karena kondisi rumah warga dibawah lokasi yang berpotensi longsor.
Untuk sebagian masyarakat Pilar yang berada di desa Tarumajaya sudah selayaknya di relokasi, karena tempat tinggal yang mereka huni selain terus-terusan terkena banjir apabila hujan besar rumah merekapun berada dibawah lokasi yang berpotensi longsor, dilihat dari struktur tanah yang tidak ada pohon penyangga dan tanahnya pun sudah retak-retak. Selain relokasi, upaya penyelesaian kerusakan lingkungan yang terjadi di kecamatan kertasari harus secepatnya ditanggapi dengan serius sebelum terjadi dampak yang tidak diharapkan.
Duduk bersama antar pihak dan menghilangkan ego sentris ini menjadi salah satu jalan keluar dalam upaya percepatan penyelesaian kerusakan lingkungan yang terjadi di kecamatan kertasari, dan yang paling terpenting pelibatan masyarakat baik ide, gagasan ataupun tenaga merupakan salah satu upaya dalam keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan dan perencanaan kegiatan dalam proses percepatan penyelesaian segala persoalan yang terjadi di kecamatan kertasari. Karena negara ini negara yang menganut sistem demokrasi, dimana kedaulatan sepenuhnya ada ditangan rakyat tidak di segelintir orang.

kekhawatiran kita terhadap Budaya yang sudah terkikis bahkan hampir punah

Sampurasun Insu-insun sadaya….
Ku reueus pisan manah ieu nu mana Zaman tos tiasa ngabunuh kana Budaya seni atanapi kaulinan nu aya di Urang sadaya, prihatin saupami Budaya urang ka kikis ku jalaran na zaman anu kieu, bade ku saha upami sanes urang sadaya anu nyalametken na, kamana Jaipong.Silat,Reog,Kacapi Suling,Calung jeung nu sejenna,kamana Barudak Nu ngadu gambar, ngadu kaleci, Solnah, Ucing sumput, Gatrik jeung Nu sejenna?malah milih kaulinan nu Moderen,majarkeun teh ges teu gaul jeng Era ngaulinken na...cing saupami di telaah warisan teh ges bener-bener khawatos ku jalaran zaman jeng kabisaan luar nu sakitu tarik ker ngabunuh kabisaan di urang, nu akhirna bakal aya pertarosan di diri urang sadaya bakal ngarasaken moal anak incu urang sadaya,atawa bakal nepikeun samet diue?pertarosan nu sesah di waler, hayu atah urang sadaya urang sasarengan nabudayaken jeung ngalestarikeu Budaya nu masih bsa di salametken saacan nu Ti luar nyokot jeng ngaklem budaya Urang sadaya, abdi yakin sadaya masih aya kahoyong kanggo ngalestarikeun supados warisan ieu ka Raoskeun ku anak incu urang...Ieu Catatan mangrupikeun Panggeuing kanggo Sadaya wargi anu masih Paduli kana Budaya Urang, nu harapanna urang tiasa ngamumule atanapi ngalestarikeun budaya anu sakitu penting jeung berharga.

Dari Gunung Wayang, Angin Dewata berhembus

Kata Wayang dalam Gunung wayang yang berada di selatan Bandung itu ternyata bukan berasal dari kata wayang (golek) seperti yang kita kenal saat ini. Wayang disini berasal dari kata Wa yang berarti Angin lembut, dan Yang atau Hyang artinya Dewa. Jadi, wayang yang menjadi nama gunung ini berati Angin surgawi atau Angin dewata yang lembut, yang mencirikan keindahan alam Gunung Wayang (T bachtiar). Gunung Wayang sudah dikenal sangat lama, sejak manusia leluhur Bandung memuja tuhannya dikesunyian alam yang permai. Dr. N.J. Krom (1914) melaporkan bahwa di puncak Gunung Wayang terdapat beberepa Arca dari batu cadas yang pengerjaannya kasar, dan terdapat pula 40 Arca lainnya. Dr. N.J. Krom juga memaparkan didekat hulu Citarum terdapat Guci-guci dan sebuah arca dengan mahkota (sebuah meriam kuno).
Dalam buku Nji Anah menuliskan sasakala Gunung Wayang. Tersebutlah seorang keturunan ratu yang bernama Panggeran Jaga Lawang. Dalam kehidupannya ia sering bersemedi di puncak Gunung Wayang yang sunyi. Panggeran mempunyai putri cantik tiada tandingannya. Putri Langka Ratnanimrung dan ia sudah memiliki calon, pemuda keturunan Galuh. Gagak Taruna, namanya. Yang sedang menampa diri dengan melakoni hidup bertani di lembah Citarum yang subur. Seperti biasa, ia bersemedi dimakam Nyi Manik Kantri di hulu sungai Citarum. Malam itu terlihat datang gadis cantik yang tiada taranya. Gagak Taruna kaget, diam-diam ia jatuh hati kepada gadis itu, namun si cantik segera menghilang di mata air. Sadar itu sekedar godaan, maka ia segera pulang. Namun pikiran dan hatinya masih terpaut kepada sicantik di hulu Citarum.
Nyi Kantrik Manik asalnya gadis yang cantik yang sakit hati hingga meninggalnya karena pemuda calon pujaannya tidak menepati janji untuk bersatu. Kini ia selalu membalas dendam dan membenci semua lelaki yang lengah.
Sang panggeran selalu diingatkan agar segera mempersiapkan diri karena waktu pernikahan sudah dekat. Tanaman yang sudah lama matang kemudian dipanen. Persiapan menikah besar-besaran sudah dipenuhi. Ketika waktunya tiba, iring-iringan seserahan bergerak menuju menuju puncak Gunung wayang tempat calon mertuanya berada. Setelah calon pengantin pria dirias, ia memohon diri untuk melakukan nadran ke hulu Citarum. Setelah kembang rampe, melati dan cempaka ditebar, disebrang terlihat Nyi Kantri Manik tersenyum memikat. Dengan sigap Gagak Taruna berdiri, berjalan menuju ketempat senyuman yang terus mengembang. Gagak Taruna terus berjalan didalam air menuju bayangan hingga akhirnya tenggelam.
Ditempat calon pengantin wanita, semua gelisah menunggu, kemana Gagak Taruna? Rombongan yang menyusulnya mendapatkan panggeran sudah mengambang. Panggeran Jaga Lawang sangat prihatin. Ia melampiaskan rasa dukanya itu dengan mengobrak-abrik apa yang ada didapur. Tungku dilemparkan dan perabot dapur dibanting. Makanan yang dimasak dilemparkan sampai habis, maka terbentuklah kawah Gunung Wayang. Air yang mendidih dengan lalab-lalabnya dilemparkan membentuk kawah Cibolang di Gunung Windu.
Putri Langka Ratnanimrung sangat bersedih, lalu berjalan tanpa arah. Ternyata ia sudah berada didalam hutan. Air mata darah terus mengucur. Itulah yang kemudian membentuk air tejun Cibeureum di gunung Bedil. Sementara itu Nayaga yang masih berharap sang pangeran datang tak mau pegi, maka berubahlah menjadi Arca. Sebagian alat-alat tubuhnya dilemparkan, diantaranya membentuk Gunung Kendang. Mayat Gagak Taruna dikubur dihulu Citarum. Sementara itu panggeran Jaga Lawang menempa diri menyepuh hati, menghyang di Gunung Seda, ia selalu menanti putri yang dicintainya segera pulang.
Oleh karena itu jangan heran, bila pada malam bulan purnama sering terdengar sayup-sayup bunyi gamelan. Itulah prosesi penyambutan pengantin pria. Bila terlihat asap Gunung Wayang mengepul berlapis-lapis, itu artinya keluarga pengantin perempuan sedang sibuk memasak.

Memotret Hak Rupiah bagi Korban Gempa Bumi di Kecamatan Kertasari” Psikologis Warga Korban Ketika Turun Bantuan

Oleh : Heri Jabrix (Forum Pegiat Desa Kecamatan Kertasari)
Bencana gempa bumi yang terjadi pada tanggal 2 September 2009, memporak-porandakan sejumlah pemukiman warga di kecamatan Kertasari, dan beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung. Bahkan Gempa Bumi tersebut juga melanda beberapa daerah di Jawa barat yang berlokasi di 107.32 Bujur Timur pada kedalaman 30 km Barat daya Tasikmalaya, 149 km Barat Daya Bandung, 152 km Barat Daya Ciamis dan 153 Tenggara Sukabumi;
Dinamika Pemerintahan Daerah
Pemerintah daerah kabupaten Bandung juga mengeluarkan Peraturan Bupati No. 33 tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Masyarakat Musibah Bencana Gempa Bumi tanggal 2 September 2009 di Kabupaten Bandung, yang diundangkan pada tanggal 2 Desember 2009. Terbitnya Perbup tersebut menuai kontroversi serta diwarnai pertikaian yang berlarut-larut dan tarik menarik kepentingan antara Bupati/ eksekutif dan legislative, hal itu disebabkan karena Bupati tidak mengakui keberadaan Badan kelengkapan DPRD, sehingga sulit untuk bisa duduk bersama membahas APBD Perubahan tahun anggaran 2009, yang seharunya dijalankan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) eksekutif dan Badan Anggaran (Banggar) legislatif.
Jelas kondisi tersebut secara normatif sudah menyalahi peraturan, terlebih lagi itu sangat merugikan kepentingan rakyat atas pelanggaran pelayanan public yang dilakukan pemerintah kabupaten Bandung;
Seiring dengan dinamika tersebut munculah Solidaritas Masyararkat Korban Gempa (SMKG) kabupaten Bandung, yang mendesak Pemda untuk segera membahas APBD Perubahan tahun 2009 agar memprioritaskan alokasi rekontruksi pemukiman korban gempa bumi, dan menyelesaikan pertikaian yang terjadi antara eksekutif dan legislative, dengan sikap yang penuh tanggungjawab dalam menjalankan fungsi dan tata kelola pemerintahan, satu diantaranya menanggulangi korban gempa bumi.
komposisi Dana Rehabilitasi dan Rekontruksi
Peraturan Bupati No. 33 tahun 2009 pasal 5, menetapkan dana rehabilitasi dan rekontruksi rumah rusak berat Rp. 15.000.000,- rusak sedang Rp. 10.000.000,- dan rusak ringan Rp. 1.000.000,-. Khusus untuk kategori rumah RB dan RS mendapatkan bantuan lauk pauk Rp. 3000,- per Jiwa dan family kit Rp. 20.000,- per KK. Dana tersebut bersumber dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Bandung yang disalurkan melalui rekening di Bank Pemerintah kepada setiap Pokmas yang terdiri dari 20-25 KK; Persepsi masyarakat kini mulai bermunculan, banyak masyarakat yang penasaran dengan sistem pencairan yang belum bisa dipastikan, mudah-mudahan hasil verifikasi bisa menjadi bahan evaluasi, dan menjamin validasi data dan juga memastikan kapan dana rahbilitasi dan rekontruksi untuk tahap selanjutnya akan dicairkan, disamping itu perlunya memperketat penyaluran dan juga pemberdayaan untuk masyarakat korban, agar tercipta sikap transparansi dan partisipatif yang menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat secara umum, adapun sanksi hukum bagi pihak yang menyalahgunakan wewenang penting diwujudkan sebagai catatan sejarah yang harus ditunjukan untuk genarasi mendatang;