wanapasa
Jumat, 30 Juli 2010
Launching Album "3"_Hakiki_ Heri Ferdian (Parahyangan)
Keberhasilan Komunitas Godong Sewu dalam Upaya Reboisasi lahan Kritis di Gunung Parigi Ciwidey
Dari kami smua mengucapkan selamat atas keberhasilannya, salam Lestari untuk kawan-kawan Godong Sewu
Rabu, 28 Juli 2010
Warga Belajar Paket C PKBM
Pendidikan Nonformal adalah merupakan sebuah konsep pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. warga masyarakat yang tidak pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah dalam dan antar jenjang, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja, penduduk yang tergolong miskin, serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan adalah merupakan sasaran Prioritas utama bagi pendidikan nonformal.
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Nonformal tersebut merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menampung semua kegiatan apapun yang ada di masyarakat. Dengan adanya PKBM maka sebuah lembaga pendidikan akan dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan masyarakat dan terorganisasi, baik yang menyangkut kelembagaan ataupun data warganya. PKBM juga harus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain dan juga PKBM-PKBM yang lain bila ingin berkembang dan maju. Karena PKBM tidak akan bisa berkembang tanpa adanya kerjasama dengan instansi terkait.
PKBM di beberapa Kecamatan salah satunya Kec. Pameungpeuk, Kec. Kertasari dan yang lainnya, merupakan salah satu lembaga PKBM yang berhasil menjalin kerjasama dengan instansi, swasta/perusahaan dalam mengembangkan kapasitas warga belajarnya.
Warga Belajar Paket C PKBM
- Kebersamaan belajar Paket C setara SMA Jurusan IPS
- tahun 2009 :
- Kursus Service HP
- Warga belajar sebanyak 20 orang
- Pelatih Warga masyarakat yang bekerja di salah satu produsen/Prodiksi HP
- Berhasil selesai warga belajar dapat membuka service HP dengan biaya swadaya dan difasilitasi oleh penyelenggara kegiatan tersebut untuk dapat membuka jual pulsa
Warga Belajar Paket C PKBM
Pendidikan Nonformal adalah merupakan sebuah konsep pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. warga masyarakat yang tidak pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah dalam dan antar jenjang, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja, penduduk yang tergolong miskin, serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan adalah merupakan sasaran Prioritas utama bagi pendidikan nonformal.
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Nonformal tersebut merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menampung semua kegiatan apapun yang ada di masyarakat. Dengan adanya PKBM maka sebuah lembaga pendidikan akan dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan masyarakat dan terorganisasi, baik yang menyangkut kelembagaan ataupun data warganya. PKBM juga harus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain dan juga PKBM-PKBM yang lain bila ingin berkembang dan maju. Karena PKBM tidak akan bisa berkembang tanpa adanya kerjasama dengan instansi terkait.
PKBM di beberapa Kecamatan salah satunya Kec. Pameungpeuk, Kec. Kertasari dan yang lainnya, merupakan salah satu lembaga PKBM yang berhasil menjalin kerjasama dengan instansi, swasta/perusahaan dalam mengembangkan kapasitas warga belajarnya.
Warga Belajar Paket C PKBM
- Kebersamaan belajar Paket C setara SMA Jurusan IPS
- tahun 2009 :
- Kursus Service HP
- Warga belajar sebanyak 20 orang
- Pelatih Warga masyarakat yang bekerja di salah satu produsen/Prodiksi HP
- Berhasil selesai warga belajar dapat membuka service HP dengan biaya swadaya dan difasilitasi oleh penyelenggara kegiatan tersebut untuk dapat membuka jual pulsa
Minggu, 25 Juli 2010
Kondisi Lingkungan Gunung wayang
Untuk sebagian masyarakat Pilar yang berada di desa Tarumajaya sudah selayaknya di relokasi, karena tempat tinggal yang mereka huni selain terus-terusan terkena banjir apabila hujan besar rumah merekapun berada dibawah lokasi yang berpotensi longsor, dilihat dari struktur tanah yang tidak ada pohon penyangga dan tanahnya pun sudah retak-retak. Selain relokasi, upaya penyelesaian kerusakan lingkungan yang terjadi di kecamatan kertasari harus secepatnya ditanggapi dengan serius sebelum terjadi dampak yang tidak diharapkan.
Duduk bersama antar pihak dan menghilangkan ego sentris ini menjadi salah satu jalan keluar dalam upaya percepatan penyelesaian kerusakan lingkungan yang terjadi di kecamatan kertasari, dan yang paling terpenting pelibatan masyarakat baik ide, gagasan ataupun tenaga merupakan salah satu upaya dalam keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan dan perencanaan kegiatan dalam proses percepatan penyelesaian segala persoalan yang terjadi di kecamatan kertasari. Karena negara ini negara yang menganut sistem demokrasi, dimana kedaulatan sepenuhnya ada ditangan rakyat tidak di segelintir orang.
kekhawatiran kita terhadap Budaya yang sudah terkikis bahkan hampir punah
Dari Gunung Wayang, Angin Dewata berhembus
Dalam buku Nji Anah menuliskan sasakala Gunung Wayang. Tersebutlah seorang keturunan ratu yang bernama Panggeran Jaga Lawang. Dalam kehidupannya ia sering bersemedi di puncak Gunung Wayang yang sunyi. Panggeran mempunyai putri cantik tiada tandingannya. Putri Langka Ratnanimrung dan ia sudah memiliki calon, pemuda keturunan Galuh. Gagak Taruna, namanya. Yang sedang menampa diri dengan melakoni hidup bertani di lembah Citarum yang subur. Seperti biasa, ia bersemedi dimakam Nyi Manik Kantri di hulu sungai Citarum. Malam itu terlihat datang gadis cantik yang tiada taranya. Gagak Taruna kaget, diam-diam ia jatuh hati kepada gadis itu, namun si cantik segera menghilang di mata air. Sadar itu sekedar godaan, maka ia segera pulang. Namun pikiran dan hatinya masih terpaut kepada sicantik di hulu Citarum.
Nyi Kantrik Manik asalnya gadis yang cantik yang sakit hati hingga meninggalnya karena pemuda calon pujaannya tidak menepati janji untuk bersatu. Kini ia selalu membalas dendam dan membenci semua lelaki yang lengah.
Sang panggeran selalu diingatkan agar segera mempersiapkan diri karena waktu pernikahan sudah dekat. Tanaman yang sudah lama matang kemudian dipanen. Persiapan menikah besar-besaran sudah dipenuhi. Ketika waktunya tiba, iring-iringan seserahan bergerak menuju menuju puncak Gunung wayang tempat calon mertuanya berada. Setelah calon pengantin pria dirias, ia memohon diri untuk melakukan nadran ke hulu Citarum. Setelah kembang rampe, melati dan cempaka ditebar, disebrang terlihat Nyi Kantri Manik tersenyum memikat. Dengan sigap Gagak Taruna berdiri, berjalan menuju ketempat senyuman yang terus mengembang. Gagak Taruna terus berjalan didalam air menuju bayangan hingga akhirnya tenggelam.
Ditempat calon pengantin wanita, semua gelisah menunggu, kemana Gagak Taruna? Rombongan yang menyusulnya mendapatkan panggeran sudah mengambang. Panggeran Jaga Lawang sangat prihatin. Ia melampiaskan rasa dukanya itu dengan mengobrak-abrik apa yang ada didapur. Tungku dilemparkan dan perabot dapur dibanting. Makanan yang dimasak dilemparkan sampai habis, maka terbentuklah kawah Gunung Wayang. Air yang mendidih dengan lalab-lalabnya dilemparkan membentuk kawah Cibolang di Gunung Windu.
Putri Langka Ratnanimrung sangat bersedih, lalu berjalan tanpa arah. Ternyata ia sudah berada didalam hutan. Air mata darah terus mengucur. Itulah yang kemudian membentuk air tejun Cibeureum di gunung Bedil. Sementara itu Nayaga yang masih berharap sang pangeran datang tak mau pegi, maka berubahlah menjadi Arca. Sebagian alat-alat tubuhnya dilemparkan, diantaranya membentuk Gunung Kendang. Mayat Gagak Taruna dikubur dihulu Citarum. Sementara itu panggeran Jaga Lawang menempa diri menyepuh hati, menghyang di Gunung Seda, ia selalu menanti putri yang dicintainya segera pulang.
Oleh karena itu jangan heran, bila pada malam bulan purnama sering terdengar sayup-sayup bunyi gamelan. Itulah prosesi penyambutan pengantin pria. Bila terlihat asap Gunung Wayang mengepul berlapis-lapis, itu artinya keluarga pengantin perempuan sedang sibuk memasak.
Memotret Hak Rupiah bagi Korban Gempa Bumi di Kecamatan Kertasari” Psikologis Warga Korban Ketika Turun Bantuan
Bencana gempa bumi yang terjadi pada tanggal 2 September 2009, memporak-porandakan sejumlah pemukiman warga di kecamatan Kertasari, dan beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung. Bahkan Gempa Bumi tersebut juga melanda beberapa daerah di Jawa barat yang berlokasi di 107.32 Bujur Timur pada kedalaman 30 km Barat daya Tasikmalaya, 149 km Barat Daya Bandung, 152 km Barat Daya Ciamis dan 153 Tenggara Sukabumi;
Dinamika Pemerintahan Daerah
Pemerintah daerah kabupaten Bandung juga mengeluarkan Peraturan Bupati No. 33 tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Masyarakat Musibah Bencana Gempa Bumi tanggal 2 September 2009 di Kabupaten Bandung, yang diundangkan pada tanggal 2 Desember 2009. Terbitnya Perbup tersebut menuai kontroversi serta diwarnai pertikaian yang berlarut-larut dan tarik menarik kepentingan antara Bupati/ eksekutif dan legislative, hal itu disebabkan karena Bupati tidak mengakui keberadaan Badan kelengkapan DPRD, sehingga sulit untuk bisa duduk bersama membahas APBD Perubahan tahun anggaran 2009, yang seharunya dijalankan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) eksekutif dan Badan Anggaran (Banggar) legislatif.
Jelas kondisi tersebut secara normatif sudah menyalahi peraturan, terlebih lagi itu sangat merugikan kepentingan rakyat atas pelanggaran pelayanan public yang dilakukan pemerintah kabupaten Bandung;
Seiring dengan dinamika tersebut munculah Solidaritas Masyararkat Korban Gempa (SMKG) kabupaten Bandung, yang mendesak Pemda untuk segera membahas APBD Perubahan tahun 2009 agar memprioritaskan alokasi rekontruksi pemukiman korban gempa bumi, dan menyelesaikan pertikaian yang terjadi antara eksekutif dan legislative, dengan sikap yang penuh tanggungjawab dalam menjalankan fungsi dan tata kelola pemerintahan, satu diantaranya menanggulangi korban gempa bumi.
komposisi Dana Rehabilitasi dan Rekontruksi
Peraturan Bupati No. 33 tahun 2009 pasal 5, menetapkan dana rehabilitasi dan rekontruksi rumah rusak berat Rp. 15.000.000,- rusak sedang Rp. 10.000.000,- dan rusak ringan Rp. 1.000.000,-. Khusus untuk kategori rumah RB dan RS mendapatkan bantuan lauk pauk Rp. 3000,- per Jiwa dan family kit Rp. 20.000,- per KK. Dana tersebut bersumber dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Bandung yang disalurkan melalui rekening di Bank Pemerintah kepada setiap Pokmas yang terdiri dari 20-25 KK; Persepsi masyarakat kini mulai bermunculan, banyak masyarakat yang penasaran dengan sistem pencairan yang belum bisa dipastikan, mudah-mudahan hasil verifikasi bisa menjadi bahan evaluasi, dan menjamin validasi data dan juga memastikan kapan dana rahbilitasi dan rekontruksi untuk tahap selanjutnya akan dicairkan, disamping itu perlunya memperketat penyaluran dan juga pemberdayaan untuk masyarakat korban, agar tercipta sikap transparansi dan partisipatif yang menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat secara umum, adapun sanksi hukum bagi pihak yang menyalahgunakan wewenang penting diwujudkan sebagai catatan sejarah yang harus ditunjukan untuk genarasi mendatang;